Kamis, 19 Mei 2011

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KOSMETOLOGI “SAMPO”

BAB I
TEORI

Shampoo adalah sabun cair yang digunakan untuk mencuci rambut dan kulit kepala yang terbuat dari campuran bahan – bahan alami ( tumbuhan ) atau zat-zat kimia. Pengertian lain dari sampo yaitu sediaan yang mengandung surfaktan dalam bentuk yang cocok berguna untuk menghilangkan kotoran dan lemak yang melekat pada rambut dan kulit kepala tidak membahayakan rambut, kulit kepala, dan kesehatan Si pemakai.
Semula sampo dibuat dari berbagai jenis bahan yang diperoleh dari sumber alam, seperti sari biji rerak, sari daging kelapa, dan sari abu merang (sekam padi).
Sampo yang menggunakan bahan alam sudah banyak ditinggalkan, dan diganti dengan sampo yang dibuat dari detergen, yakni “zat sabun” sintetik, sehingga saat ini jika orang berbicara mengenai sampo yang dimaksud adalah sampo yang dibuat dari detergen. Dan untuk sampo yang dibuat dari bahan lain, biasanya diberikan penjelasan seperlunya, misalnya sampo merang.
Agar sampo berfungsi sebagaimana disebutkan di atas, sampo harus memiliki sifat berikut :
1. Sampo harus membentuk busa yang berlebih, yang terbentuk dengan cepat, lembut dan mudah dihilangkan dengan membilas dengan air.
2. Sampo harus mempunyai sifat detergensi yang baik tetapi tidak berlebihan, karena jika tidak kulit kepala menjadi kering.
3. Sampo harus dapat menghilangkan segala kotoran pada rambut, tetapi dapat mengganti lemak natural yang ikut tercuci dengan zat lipid yang ada di dalam komposisi sampo. Kotoran rambut yang dimaksud tentunya sangat kompleks yaitu : sekret dari kulit, sel kulit yang rusak, kotoran yang disebabkan oleh lingkungan dan sisa sediaan kosmetika.
4. Tidak mengiritasi kulit kepala dan mata.
5. Sampo harus tetap stabil. Sampo yang dibuat transparan tidak boleh menjadi keruh dalam penyimpanan. Viskosita dan pH-nya juga harus tetap konstan, sampo harus tidak terpengaruh oleh wadahnya ataupun jasadrenik dan dapat mempertahankan bau parfum yang ditambahkan ke dalamnya.
Detergen yang digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan sampo memiliki sifat fisikokimia tersendiri yang umumnya tidak sepenuhnya searah dengan ciri sifat yang dikehendaki untuk sampo. Umumnya, detergen dapat melarutkan lemak dan daya pembersih kuat, sehingga jika digunakan untuk keramas rambut, lemak rambut dapat hilang, rambut menjadi kering, kusam, dan mudah menjadi kusut, menyebabkan sukar diatur.
Sifat detergen yang terutama dikehendaki untuk sampo adalah kemampuan membangkitkan busa. Jenis detergen yang paling lazim diedarkan tergolong alkil sulfat, terutama laurilsulfat, juga alkohol monohidrat dengan rantai C 10 – 18.
Di samping itu detergen yang digunakan untuk pembuatan sampo, harus memiliki sifat berikut :
1. harus bebas reaksi iritasi dan toksik, terutama pada kulit dan mata atau mukosa tertentu.
2. Tidak boleh memberikan bau tidak enak, atau bau yang tidak mungkin ditutupi dengan baik.
3. Warnanya tidak boleh menyolok.

Zat tambahan sampo
Zat tambahan sampo terdiri dari berbagai jenis zat, yang dikelompokkan sesuai dengan kesamaan fungsi yang diharapkan dalam formulasi sampo.

Alkilbromida asam lemak
Digunakan untuk meningkatkan stabilitas busa dan memperbaiki viskosita. Zat ini merupakan hasil kondensasi asam lemak dengan monoetanolamina (MEA), dietanolamina (DEA), atau isopropanolamina yang sesuai. Zat ini juga menunjukkan sifat dengan mendispersi kerak sabun kalisium atau magnesium, dan mencegah pengerakan kedua jenis sabun itu pada kulit kepala dan rambut.


Lemak bulu domba, lanolin atau salah satu derivatnya, kolesterol, oleilalkohol, dan asetogliserida
Digunakan untuk makud memperbaiki efek kondesioner detergen dasar sampo yang digunakan, sehingga rambut yang dikeramas-sampokan akan mudah diatur dan memberikan penampilan rambut yang serasi.
Lanolin atau serbuk telur acapkali digunakan sebagai zat tambahan sampo dan dinyatakan khusus untuk maksud memberikan rambut berkilau dan mudah diatur.
Asam amino
Terutama asam amino esensial digunakan sebagai zat tambahan sampo dengan harapan, setelah rambut dikeramas-sampokan, zat ini akan tetap tertinggal pada kulit kepala dan rambut, dan berfungsi sebagai pelembab, karena asam amino memiliki sifat higroskopik yang akan memperbaiki kelembaban rambut.
Zat tambahan sampo lain
Terdiri dari berbagai jenis zat, umumya diharapkan untuk menimbulkan efek terhadap pembentukan dan stabilisasi busa; meliputi zat golongan glikol, polivinilpirolidon, karboksimetilselulosa, dan silikon cair, terutama yang kadarnya lebih kurang 4%.
Penyajian
Sampo disajikan dalam bebagai bentuk, meliputi bubuk, emulsi, krim atau pasta, dan larutan. Selain itu jga dapat disajikan dalam :
A. Sampo bubuk
Sebagai dasar sampo digunakan sabun bubuk, sedangkan sebagai zat pengencer biasanya digunakan natrium karbonat, natrium bikarbonat, natrium seskuikarbonat, dinatrium fosfat atau boraks. Sampo jenis ini dapat dikombinasikan dengan zat warna alam hena atau kamomil, sehingga dapat memberikan sedikit efek pewarnaan pada rambut.
Agar dalam air sadah dapat berbusa, biasanya bubuk sabun diganti dengan natrium laurilsulfat.
B. Sampo emulsi
Sampo ini mudah dituang, karena konsistensinya tidak begitu kental. Tergantung dari jenis zat tambahan yang digunakan, sampo ini diedarkan dengan berbagai nama seperti sampo lanolin, sampo telur, sampo protein, sampo brendi, sampo susu, sampo lemon atau bahkan sampo strawberry.
C. Sampo krim atau pasta
Sebagai bahan dasar digunakan natrium alkilsulfat dari jenis alkohol rantai sedang yang dapat memberikan konsistensi kental. Untuk membuat sampo pasta dapat digunakan malam seperti setilalkohol sebagi pengental. Dan sebagai pemantap busa dapat digunakan dietanolamida minyak kelapa atau isopropanolamida laurat.
D. Sampo larutan
Merupakan larutan jernih. Faktor yang harus diperhatikan dalam formulasi sampo ini meliputi, viskosita, warna, keharuman, pembentukan dan stabilitas busa dan pengawetan.
Zat pengawet yang lazim digunakan meliputi, 0,2% larutan formaldehida 40%, garam fenilraksa; kedua zat ini sangat beracun, sehingga perlu memperhatikan batas kadar yang ditetapkan pemerintah.
Parfum yang digunakan berkisar antara 0,3%-1,0%, tetapi umumnya berkadar 0,5%.

Cara pembuatan
a. Sampo krim atau pasta
Detergen dipanaskan dengan air pada suhu pada lebih kurang 800 dalam panci dinding rangkap, sambil terus diaduk. Tambahkan zat malam, terus diaduk lebih kurang 15 menit. Biarkan campuran ini pada suhu lebih kurang 40-500C. Tambahkan parfum, aduk terus hingga homogen; lanjutkan pengadukan untuk menghilangkan udara. Wadahkan selagi panas.
b. Sampo larutan
Jika digunakan alkilolamida, mula-mula zat ini dilarutkan dalam setengah bagian detergen yang digunakan dengan pemanasan hati-hati. Kemudian tambahkan sisa detergen sedikit demi sedikit, sambil terus diaduk; tambahkan zat warna yang telah dilarutkan dalam air secukupnya; jika masih terdapat sisa air tambahkan sedikit demi sedikit, sambil terus diaduk untuk mencegah terjadinya busa.
Shampoo yang baik
 Harus dapat mencuci rambut dan kulit kepala dengan bersih dan tidak menimbulkan rangsangan
 Harus mempunyai sifat detergent yang baik tetapi tidak membuat kulit kepala menjadi kering
 Harus dapat menghasilkan rambut yang halus, mengkilat, tidak kasar, tidak mudah patah, serta mudah diatur
 Harus memiliki konsistensi yang stabil, dapat menghasilkan busa dengan cepat, lembut, dan mudah dihilangkan dengan pembilasan

Jenis-jenis Shampoo
- Liquid Shampoo (Sampo Cair)
- Lotion Shampoo (Sampo Losio)
- Creme paste Shampoo (Sampo Pasta Krim)
- Gel Shampoo (Sampo Jeli)
- Aerosol Shampoo (Sompo Erosol)
- Dry Shampoo (Sampo Serbuk)

Bahan Utama
Bahan utama pada shampoo adalah surfaktan (sabun dan detergent). Sabun adalah garam dan asam lemak. Hasil reaksi antara lemak dan minyak hewan dan tumbuhan dengan alkali (cth. NaOH, KOH)
Kekurangan : tidak membentuk busa oleh air sadah, diatasi dengan penambahan chelating agent
Surfactant (1)
a. Anionik
• Gol. Alkyl benzene sulfonat
Mis. Sodium dodecyl benzene sulfonate
• Gol. Primary alkyl sulfat
Mis. Triethanolamine lauryl sulfate
• Gol. Secondary alkyl sulfat
Mis. Lauryc monoglyceride ammonium sulfate
• Gol. Sarcosine
Mis. Laurosyl sarcoine, Cocoyl sarcosine
Surfaktan
b. Kationik
Garam amonium kuarterner
Mis. Dstearyl dimethyl ommonium chloride, dilauryl dimethyl ammonium chloride, cetyl trimethyl ammonium bromide
c. Amfoterik
Mis. Miranol
d. Non Ionik
Mis. Tween, Pluronic F-68
Bagaimana Shampoo bekerja
Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air → meningkatkan kemampuan air untuk membasahi kotoran yang melekat (Ingat Makin kecil nilai tegangan permukaan air, makin besar kemampuan air membasahi benda).
Surfoktan bergerak di bawah lapisan berminyak → mengangkat dan permukaan → partikel berbentuk bola.
Bahan Tambahan
Ditambahkan ke dalam sampo untuk menghasilkan sampo yang aman memiliki viskositas yang baik, busa yang stabil, dan dapat mengoptimalkan kerja detergent
o Opocifying agen
o Clarifying agen
o Foam builder
o Conditioning agen
o Thickening agen
o Chelating agen
o Preservotif
o Active agent
Foam Builder
Bahan yang meningkatkan kualitas, volume, dan stabilitas busa. Membantu meningkatkan stabilitas dan efek kondisioner. Contoh : dodecyl benzene sulfonate, lauroyl monoethanolomide
Conditioning agent
Merupakan bahan berlemak yang memudahkan rambut untuk disisir. conditioning agent melapisi helai rambul → halus dan mengkilap. Harus mudah dibilas, tidak meninggalkan rasa berminyak (lengket) di rambut. Contoh lanolin, minyak mineral, telur, polipeptida
Opacifying agent
Bahan yang memberikan warna buram pada shampoo. Penting pada pembuatan shampoo jenis krim & losio. Contoh : Cetyl alcohol, stearyl alcohol, spermaceti, glycol monodistearate, Mg stearate
Clarifying agent
Bahan yang digunakan untuk mencegah kekeruhan pada shampoo terutama untuk shampoo dengan bahan utama sabun. Penting pada pembuatan shampoo cair (likuid shampoo). Contoh : butil alkohol, isopropil alkohol etil alkohol, metilen glikol, EDTA
Cleating agen Sequestering agent
Bahan yang mencegah terbentuknya sabun Ca atau Mg karena air sadah. Contoh : asam sitrat, EDTA. Dapat digantikan oleh surfaktan non-ionik
Thickening agent
Bahan yang meningkatkan viskositas shampoo. Contoh : gom akasia, tragakan, CMC, Methocel. Kekurangan : dapat membentuk lapisan film pada helai rambut
Preservatif
Bahan yang berguna melindungi sampo dari mikroba yang dapat menyebabkan rusaknya sampo, Harus dipilih. Contoh : formadehid, etil alkohol, ester parahidroksibenzoat
Antidandruff agent
Antidandruff agent umumnya bersifat antimikroba, ditambahkan ke dalam shampoo dalam jumlah kecil. Contoh : Sulfur, Asam Salisilat, Resorsinol, Selenium Sulfida, Zink Piriton
Penunjang Stabilitas
Bahan-bahan tertentu dapat ditambahkan ke dalam sampo dengan tujuan menunjang stabilitas shampoo (stability additive)
• Antioxidant
Mencegah perubahan warna dan bau sediaan akibat oksidosi,
• Sunsreen
Melindungi sediaan dari sinar matahari, Contoh : Benzophenon
• Suspending agent
Contoh : veegum, bentonit
• pH control agen (larutan dapar)
Mencegah perubahan worna dan bau sediaan akibat perubahan pH
Cosmetics additive
Bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam sampo dengan tujuan memperbaiki tampilan shampoo (cosmetics adihtive)
• Perfume
campurarl minyak atsiri atau sintetik
• Pewarna (dye)
Pewarna yang digunakan harus terdaftar pada Federal Food, Drug, and Cosmetics Act
• Pearlescent pigements















BAB II
RESEP

Resep Sampo
R/ TEA lauryl sulfat 40
Aqua 59,8
Nipagin qs
Parfum qs

2.1. Penimbangan Bahan
Sediaan dibuat = 100 gram
Bahan yang ditimbang :
- TEA lauryl sulfat = 40 g
- Aqua = 59,8 g
- Nipagin = 0,1% x 100g = 0,1 g
- Parfum (Ol. Jasmine) = 0,1% x 100g = 0,1 g

2.2. Prosedur Pembuatan
- Disimpan alat dan bahan yang akan digunakan
- Ditimbang masing-masing bahan
- Dilarutkan TEA, lauryl sulfat, dan nipagin dalam air panas
- Dicampurkan
- Ditambahkan parfum setelah dingin
- Dikocok hingga homogen
- Dimasukkan kedalam wadah

2.3. Evaluasi Sediaan
Evaluasi sediaan sampo dilakukan dengan menghitung pH dan viskositas sediaan sampo.
a. pH
pH sediaan didapatkan dengan menggunakan alat pH meter, dan diperoleh pH sediaan = 10.9
b. Viskositas
Viskositas sediaan didapatkan dengan menggunakan alat viskosimeter Hoppler / Bola Jatuh. Sediaan dimasukkan dalam viskosimeter kemudian bola dijatuhkan ke dalam sediaan dan dihitung waktu yang digunakan bola untuk melewati batas yang satu dengan berikutnya. Sebelum menggunakan sediaan dihitung dahulu viskositas air.
Hasil:
taquadest = 1.59 ; 1.63 ; 1.68
rata – rata = 1.63
tsediaan = 4.37 ; 4.2 ; 4.29
rata – rata = 4.28


Ket :
η1 = viskositas air (aquadest)
η2 = viskositas sediaan
d1 = massa jenis air (aquadest)
d2 = massa jenis sediaan
t1 = waktu air (aquadest)
t2 = waktu sediaan










BAB III
KESIMPULAN

1. Sediaan shampoo dapat dibuat dengan formula TEA lauryl sulfat, Aqua, Nipagin, dan parfum.
2. Bahan pembentuk sabunnya adalah TEA Lauryl sulfat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar