BAB I
TEORI
Sekresi kelenjar keringat di bawah pengontrolan susunan saraf pusat. Kelenjar keringat dipersyarafi oleh serabut simpatetik. Sekresi keringat dipengaruhi oleh suhu dan emosional. Keringat emosional terdapat juga pada kulit telapak tangan, telapak kaki, dan daerah ketiak. Keringat ekrin adalah proses kolinergik (Ditjen POM, 1985).
Ganguan kelenjar keringat dapat dibagai sebagai berikut :
1. Hiperhidrosis
Hiperhidrosis atau sekresi keringat berlebihan dapat setempat atau menyeluruh. Jika setempat, biasanya terjadi di daerah ketiak, telapak tangan dan telapak kaki, dalam beberapa kasus dapat disebabkan inflamasi atau infeksi sekunder pada kulit. Jika menyeluruh biasanya disebabkan panas yang berlebihan, kerja sangat keras, demam, atau pengaruh obat tertentu.
2. Anihidrosis
Anihidrosis adalah pengurangan atau penghentian sekresi keringat. Kondisi ini jarang terjadi.
3. Osmihidrosis
Osmihidrosis adalah keadaan dimana keringat bebau, biasanya sekresi keringat apokrin, tetapi dapat juga terjadi di daerah kaki disebabkan peruraian bakteri pada keringat di daerah tersebut.
4. Kromihidrosis
Kromihidrosis adalah kelainan warna keringat ditandai aktivitas bakteri (Ditjen POM, 1985).
Bau keringat tidak hanya berbeda dalam perbedaan individu juga berbeda pada daerah permukaan kulit individu yang sama. Bau keringat yang lebih nyata terutama di daerah ketiak dan bagian genetalia dibandingkan bagian kulit lain, karena di tempat tersebut banyak terdapat kelenjar apokrin (Ditjen POM, 1985).
Keringat apokrin mengandung sejumlah besar lipid yang menyebabkan bau ketiak atau bau badan yang tidak enak. Bakteri dan jamur akan berperan pada pH sekresi apokrin yang netral atau agak alkali. Adanya rambut di ketiak juga merupakan factor sekunder yang dapat menyebabkan bertambah bau ketiak (Ditjen POM, 1985).
Keringat ekrin tidak akan berbau sekalipun terjadi inokulasi bakteri karena kelenjar ekrin tidak cukup mengandung substrat untuk pertumbuhan bakteri (Ditjen POM, 1985).
Antiperspirant dan Deodoran
Kedua sediaan ini dapat berbentuk aerosol, bubuk, emulsi, krim, larutan, atau padat (stick). Sediaan dalam bentuk bubuk kurang memuaskan karena dapat terlarut keluar bersama-sama keringat. Sediaan dalam bentuk aerosol, emulsi atau cairan menggunakan bahan pembawa etanol, sednagkan krim menggunakan bahan pembawa krim biasa dan sediaan padat menggunakan bahan dasar sabun stearat. Sediaan deodorant yang dipasarkan sekarang sering ditambahkan zat antiperspirant misalnya garam aluminium (Ditjen POM, 1985).
Bahan antiperspirant yang digunakan bekerja sebagai :
1. Penyumbatan saluran keringat atau muara saluran keringat, contoh garam aluminium dan bahan campurannya.
2. Penekan produksi keringat oleh kelenjar keringat yaitu :
a. Antikolinergik, misalnya : propantelenbromida, skopolamin bromide.
b. Golongan aldehida yang menekan produksi keringat dengan cara mengurangi peredaran darah (vasokontriksi) kulit di tempat tersebut, jarang digunakan karena efek sensitasi (Ditjen POM, 1985).
Bahan aktif yang digunakan dalam deodorant yaitu :
1. Pewangi (parfum), untuk menutupi bau badan yang tidak disukai.
2. Pembunuh mikroba, dapat mengurangi jumlah mikroba pada tempat asal bau. Bisa berupa antiseptic, antibiotic topical, dan antienzim.
3. Eliminasi bau (odor eliminator), yang dapat menyerap atau merusak struktur kimia bau menjadi struktur yang tidak erbau, misalnya risinoleat (Ditjen POM, 1985).
Serbuk Deodoran
Dalam pembuatan serbuk deodorant, penting bahwa bahan aktif terdisper uniform. Ini dapat dilakukan dengan pencampuran dan grinding. Bahan aktif dapat dilarutkan dalam suatu pelarut yang sesuai dan disebar melalui campuran serbuk. Parfum dapat diblender dengan suatu bagian dari talcum dan kemudian dicampur ke dalam bet. Oleh karena bahan aktif dalam deodorant dapat mempengaruhi bau, setiap parfum yang digunakan harus diuji dalam formula akhir selama periode 2 atau 3 bulan. Sampel harus diperiksa pada interval untuk perubahan atau kehilangan bau.
Formula :
Talk 84.0%
Asam Borat 3.0%
Kalsium karbonat 12.0%
Setil alcohol 0.5%
Heksaklorofen 0.5%
Perfume q.s.
Prosedur : larutkan heksaklorofen dan setil alcohol dalam sejumlah minimum alcohol dan tambahkan pada serbuk kering (Ditjen POM, 1985).
Natrium propionate dan asam propionate efektif untuk penggunaan dalam serbuk untuk pencegahan infeksi jamur pada kulit (Ditjen POM, 1985).
Banyak sekali orang yang mengeluarkan kadar keringat berlebih. Berkeringat sebetulnya menyehatkan, karena itu adalah mekanisme manusia untuk menjaga suhu tubuh agar tidak melonjak. Tapi kalau kebanyakan, tentu saja akan sangat mengganggu (http://en.wikipedia.org).
Dalam dunia medis, kondisi seperti ini dinamakan hyperhidrosis. Kebanyakan hyperhidrosis terjadi pada telapak tangan dan kaki, namun tidak sedikit juga yang terjadi pada ketiak dan bagian tubuh lainnya. Hyperhidrosis biasanya baru muncul menjelang usia puber (sekitar 13 tahun) dan menyerang telapak tangan serta kaki (http://en.wikipedia.org).
Jika tidak disembuhkan, hyperhidrosis dapat berlangsung seumur hidup anda dan akan menyebabkan ketidaknyamanan. Bayangkan seandainya tangan anda licin saat mengemudi, tentu dapat berakibat fatal. Atau bayangkan juga betapa malunya anda saat berjabat tangan dengan orang lain?
Apa penyebab hyperhidrosis?
Kondisi hyperhidrosis dibagi dua, yaitu primer dan sekunder. Primer biasanya terjadi pada awal pubertas, dan sekunder baru terjadi setelah dewasa. Pada kondisi primer, dalam banyak kasus hyperhidrosis disebabkan oleh genetik turunan, faktor syaraf, metabolisme atau kondisi sistemik (http://en.wikipedia.org).
Sedangkan pada kondisi sekunder, hyperhidrosis dapat berkembang karena gangguan pada kelenjar tiroid, sakit diabetes dan tumor, atau akibat konsumsi obat-obatan tertentu. Nah, apabila anda masuk ke kategori sekunder, ada baiknya anda segera memeriksakan diri ke dokter karena mungkin saja anda menderita gangguan/penyakit-penyakit diatas (diabetes, dsb.) tanpa menyadarinya (http://en.wikipedia.org).
Terakhir, hyperhidrosis juga dapat dipicu oleh factor lain, seperti psikologis (cemas, takut, dsb.), konsumsi makanan dan minuman tertentu, nikotin, kafein atau bahkan karena bau-bauan (http://en.wikipedia.org).
Perawatan hyperhidrosis
Ada banyak cara mengatasi hyperhidrosis yang cukup manjur, diantaranya:
- Menggunakan antiperspirants. Yang anda perlukan adalah antiperspirant yang mengandung aluminum chloride. Antiperspirant dapat dengan mudah ada temukan di counter-counter perawatan tubuh. Atau kalau itu kurang, anda bias meminta antiperspirant ke dokter dengan kandungan aluminum chloride yang lebih tinggi.
- Iontophoresis. Iontophoresis adalah alat yang dapat mengalirkan arus listrik berkekuatan rendah melalui kulit dengan medium air. Tapi anda perlu waspada, karena bagi beberapa orang perawatan ini cukup menyakitkan.
- Pengobatan oral. Obat-obatan yang sudah cukup terkenal ampuh mengobati hyperhidrosis adalah Ditropan, Robinul dan Cogentin. Khusus bagi penderita yang merasa penyebab hyperhidrosis-nya adalah faktor kecemasan, maka konsumsi anti-depresan dapat berguna.
- Botox. Ini adalah cara yang sedang naik daun. Bahkan salah satu diva negeri ini konon melakukannya untuk mengurangi hyperhidrosis. Botox juga sangat ampuh untuk keringat berlebih di ketiak. Satu kali perawatan botox akan membebaskan anda dari hyperhidrosis selama enam bulan. Sangat manjur dan sangat mahal juga tentunya.
- Operasi. Ada dua macam operasi yang dapat dilakukan. Pertama, endoscopic thoracic sympathectomy dengan memutus atau membakar syaraf yang mengirim sinyal yang berhubungan dengan produksi keringat. Kedua, dengan mengangkat kelenjar keringat. Diantara kedua operasi itu, cara kedua adalah yang lebih dianjurkan karena efek tidak terlalu banyak efek samping.
- Herbal. Terakhir, buat anda yang lebih tertarik dengan pendekatan alami, mungkin penggunaan sage (sejenis rempah) dapat dilakukan. Boleh dikonsumsi dalam bentuk kapsul atau teh secara rutin tiap hari. Ini adalah cara yang paling murah diantara yang lainnya (http://en.wikipedia.org).
Sebetulnya ada cara lain yang jauh lebih mudah dilakukan untuk mengurangi dampak dari hyperhidrosis. Secara medis, cara yang paling ringan dan aman untuk mengatasi masalah keringat berlebih adalah dengan melakukan modifikasi gaya hidup yang meliputi pemilihan pakaian. Tidak dianjurkan untuk mengenakan pakaian ketat, berbahan nylon, polyester, atau wool (kecuali pada suhu dingin), dan juga topi. Selain itu, penggunaan bedak dan produk antiperspirant lainnya seperti deodoran (untuk tubuh dan lipat ketiak). Untuk bagian wajah, mungkin dapat menggunakan bedak bayi, yaitu ditaburkan merata dan tipis (http://en.wikipedia.org).
Biang keringat yang biasanya dialami oleh anak-anak, disebabkan oleh tersumbatnya kelenjar keringat. Keringat yang keluar saat cuaca panas berkumpul di bawah kulit sehingga mengakibatkan munculnya bintil-bintil merah yang terasa gatal. Banyak produk di pasaran yang dapat digunakan untuk mengatasi biang keringat, baik yang berbentuk bedak tabur maupun dalam bentuk lotion yang terbuat dari bahan-bahan kimia. Andapun dapat menyiapkan ramuan bedak dingin sendiri dengan cara sebagai berikut:
Bahan:
• 100 gram beras
• 3 ruas temugiring
• 3 ruas kunyit putih
• 100 gram bengkoang, diparut dan diperas.
Cara membuat:
• Rendam beras selama 2 minggu (agar beras hancur tanpa harus ditumbuk) dengan cara setiap hari airnya diganti agar tidak menimbulkan aroma tidak sedap.
• Sambil menunggu beras hancur karena direndam selama 2 minggu, bersihkan dan potong-potong temugiring dan kunyit putih lalu keringkan dan dibuat tepung.
• Campur tepung beras dan tepung temugiring serta kunyit putih dengan air perasan bengkoang hingga tercampur rata.
• Buat bulatan-bulatan kecil lalu angin-anginkan diatas tempayan yang dilapisi kertas roti. Biarkan hingga kering dengan sinar matahari.
• Setiap mau menggunakan bedak dingin, ambil beberapa butiran, campur dengan air mawar. Oleskan tipis-tipis di bagian yang sering terkena biang keringatsetiap kali sehabis mandi (Harmanto, Ning., 2008).
BAB II
RESEP
Resep Bedak Tabur (Tipe ingan)
R/ Talkum 60
Al. Klorhidrat 14
Kaolin 20
Zn Stearat 5
Mg Karbonat 0,5
Nipagin 0,2
Parfum q.s.
2.1. Penimbangan Bahan
Sediaan dibuat sepersepuluh dari aslinya sehingga jumlah sediaan = 50 gram
Bahan yang ditimbang :
- Talkum = 30 gram
- Al. Klorhidrat = 7 gram
- Kaolin = 10 gram
- Zn Stearat = 2,5 gram
- Mg Carbonat = 0,25 gram
- Nipagin = 0,1 gram
- Parfum : Parfum yang digunakan adalah Ol. Topas sebanyak 3 tetes
Sehingga resep sediaan adalah:
R/ Talkum 30
Al. Klorhidrat 7
Kaolin 10
Zn Stearat 2,5
Mg Karbonat 0,25
Nipagin 0,1
Parfum 3gtt
2.2. Prosedur Pembuatan
- Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
- Ditimbang masing-masing bahan (Talkum, Al.Klorhidrat, Kaolin, Zn Stearat, Mg Karbonat, dan Nipagin)
- Dimasukkan sebagian Talkum ke dalam lumpang dan ditambahkan Al. Klorhidrat dan digerus hingga homogen.
- Ditambahkan Talkum sedikit demi sedikit dan dimaukkan kaolin, sambil digerus hingga homogen.
- Ditambahkan Zn stearat dan Mg Karbonat, digerus homogen.
- Kemudian tambahkan nipagin dan sisa talcum, dan digerus hingga homogen.
- Setelah homogen ditambahkan 3 tetes Ol. Topas dan digerus
- Dimasukkan ke dalam wadah.
BAB III
KESIMPULAN
1. Bedak antiperspirant dapat dibuat dengan komposisi bedak : talcum, Al. Klorhidrat, Kaolin, Zn Stearat, Mg Karbonat, Nipagin dan sedikit parfum.
2. Bahan aktif bedak perspirant adalah Al. Klorhidrat (bekerja sebagai peyumbat saluran keringat atau muara saluran keringat).
3. Fungsi kaolin adalah untuk mengabsorbsi kelembaban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar