Rabu, 23 Maret 2011

Catatan Kuliah Obat Herbal (sebelum MID)

Dosen : Dr. M. Pandapotan Nasution, M. PS., Apt.

Obat herbal
adalah obat-obat yang terbuat atau terdiri dari bahan tumbuhan.

Tercakup :
1. Obat tradisional
2. Obat Modern

Sebagai farmasis yang profesinya di lapangan, yang bersinggungan dengan peredaran obat-obat herbal dalam jaringan distribusi dan pemasaran, maka kita perlu mengetahui lebih banyak tentang kriteria obat herbal yang baik dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

DAUN TEH
terdiri atas komponen utamanya , yaitu : cafein 4% dan tannin
Pada kopi, cafeinnya hanya 2%. Jadi sebenarnya, minum teh lebih menyegarkan dibandingkan dengan kopi.
Lalu mengapa orang lebih menggandalkan kopi sebagai 'anti ngantuk' ??
Itu karena, ketika kita minum teh, dilakukan dengan cara diseduh. Ini yang mnyebabkan cafein dari daun teh berkurang, tp kalau tehnya dibuat kental alias kelat, efek dari cafeinnya bisa lebih kuat dibandingkan kopi.

Khasiat daun teh :
• antioksidan (cathecin)
• antidiare (tannin / catechin)
• pelangsing (tannin / cafein)
• penyegar (caffein)
Efek pelangsing : oleh tanin dan oleh caffein.

MEKANISME POLIFENOL SEBAGAI ANTIOKSIDAN





TANNIN SEBAGAI PELANGSING
Tannin bersifat anstringen = menciutkan mukosa.
Tannin bereaksi dengan mukosa (mukosa merupakan senyawa protein) sehingga :
1. terbentuk senyawa yang tidak larut , membentuk lapisan di usus bagian dalam, sehingga absorpsi makanan berkurang, in take kaloi menurun, menimbulkan efek pelangsing.
2. menciutkan selaput mukosa / mulut-mulut kelenjar pencernaan, produksi cairan pencernaan menurun, absorpsi makanan menurun.

CAFFEIN SEBAGAI PELANGSING
Cafffein : stimulus CNS.
Dapat merangsang metabolism tubuh menjadi lebih cepat. Sehingga jika pemasukkan makanan tetap atau berkurang, maka kalori tubuh yang dikeluarkan tidak sebanding dengan pemasukan. Ini mnyebabkan efek pelangsing.

Mengapa Herbal Medicine tetap menjadi pasar walau telah ada obat modern????
Karena :
1. pengaruh pada “Back to Nature”. Dimana sesuatu yang dari alam dipercaya lebih aman / lebih sehat / lebih baik dibandingkan yang sintetis.
2. Untuk pemakaian berlama – lama ( untuk penderita penyakit degenerative) efek samping obat sintetis bisa berbahaya. Obat alami bisa dipakai lama dengan aman.
3. Obat modern tidak selamanya dapat berkhasiat, sehingga dicarilah obat alternative yang biasanya adalah obat herbal.
Contoh : obat kanker.

Banyak di antara obat herbal mempunyai kualitas yang bagus karena didasarkan pada teori ilmiah yang benar.
Misalnya :
- Antioksidan dari the
- Obat pelangsing dari bahan polisakarida
- Obat anti hepatotoksik dari temulawak
- Obat anti infeksi dari sambiloto


BAHAN POLISAKARIDA SEBAGAI PELANGSING
Misalnya : agar – agar, biji Plantago Ovata dan hidrokoloid lainnya.
Biji Plantago ovata, lapisan luarnya merupakan plosakarida yang bersifat hidrokoloid (dapat mengembang 40x)

Sifat polisakarida ini tidak larut dalam air, tapi mengembang sehingga usus berisi penuh, mnyebabkan :
- Rasa kenyang, tapi tidak member kalori sehingga mengurangi pemasukan (in take) kalori ke dalam tubuh, hasilnya menurunkan berat badan.
- Perangsangan defikasi, akibatnya masa tinggal makanan dalam usus menurun (singkat) sehingga proses absorpsi berkurang.

Apakah sebuah tumbuhan berkhasiat ????
Sebuah obat adalah zat kimia. Suatu tumbuhan mempunyai khasiat karena mengandung zat kimia tertentu. Dari sekian banyak tumbuhan obat tradisional, tidak semuanya merupakan sampah, sebagian benar – benar mempunyai khasiat yang bermanfaat.
Program pemerintah mengijinkan dilakukan seleksi agar tumbuhan benar – benar berkhasiat dan pada akhirnya bisa dimasukkan ke dalam system pelayanan kesehatan yang formal. Terutama yang berkhasiat menyembuhkan penyakit – penyakit yang banyak terdapat di masyarakat (ada ±21 penyakit).

Banyak di antara tumbuhan berkhasiat ini sudah lama digunakan dan sudah terbukti kemanjurannya bahkan sudah diisolasi zat berkhasiatnya dan dipakai sebagai obat.
Sebagaian orang tetap menggunakan tumbuhannya sebagai obat, contoh :
- Kulit kina dalam jamu
- Daun kecubung untuk obat sesak nafas
- Salix alba sebagai analgetika antipiretik (mengandung salicin)





OBAT HERBAL : PEMBERI INSPIRASI OBAT MODERN
Dalam pencarian obat-obat baru, beberapa pendekatan dapat digunakan , antara lain :
1. Tumbuhan beracun berarti mengandung senyawa kimia yang dapat berinteraksi dengan system biologis tubuh. Jika dosis diturunkan bisa berubah menjadi obat yang bermanfaat. Banyak obat – obatan yang beredar adalah bersifat racun sehingga perlu ditetapkan dosis maksimum dan dosis letalist nya.
2. Tumbuhan yang tidak dimakan ulat dan serangga berarti tumbuhan itu mengandung zat yang berbahaya dan kemungkinan bisa menjadi obat yang bermanfaat (jika diatus dosisnya).
3. Hewan tertentu suka memakan suatu tumbuhan karena sakit, padahal dalam keadaan biasa hewan tersebut tidak pernah memakan tumbuhan tersebut. Tumbuhan ini juga adalah calon yang bagus untuk diteliti.
Pada obat herbal, tidak hanya aspek produksi yang dibahas, tetapi juga khasiatnya dan keamanan pemakainya / keselamatan pemakai.

Jadi, obat herbal dalam pelayanan kepada masyarakat, lebih dibahas tentang kahasiatnya.
Misalnya :
1. Apakah obat herbal yang bersangkutan benar memiliki khasiat yang dimaksud ?
- Bukti empiris (pemakaian oleh masyarakat)
- Bukti penelitian / pengujian mengenai khasiat pada hewan dan manusia (pra klinis dan klinis)
- Kaitan kandungnan zat kimia dengan khasiatnya.
2. Bagaimana keamanan obat herbal yang dimaksud ?
- Bukti efek samping
- Bukti toksisitas (bila ada)
- Kehatian – hatian (bila perlu)
- Peringatan (bila perlu)
- Interaksi obat
- Dosis dan aturan pakainya.

Obat yang baik :
1. Efficacy (=khasiat)
2. Safety (=keselamatan)
3. Formulasi

Pengujian obat :
1. Uji pra klinis (pada hewan) = preclinical study (animal study)
2. Uji klinis (pada manusia) = clinical study (human study)
Tahap uji klinis :
1. Tahap I (pada sedikit orang sehat)
2. Tahap II (pada banyak orang sehat dan sedikit orang sakit)
3. Tahap III (pada banyak orang sakit) , maka keluarlah : Ijin, produksi, selanjutnya dipasarkan.
4. Tahap IV (MESO = Monitoring Efek Sampig Obat , Long Term Monitoring)

Pada uji pra klinis dan klinis, uji – uji ang dilakukan adalah sama, yaitu :
1. Toksisitas
-. Toksik akut
-. Toksik semikronik
-. Toksik kronik
-. Toksik khusus
Jika suatu obat herbal terbukti toksik, maka DROP.
2. Farmakokinetik
-. Absorpsi
-. Ditribusi
-. Metabolsime
-. Ekskresi
3. farmakodinamik
- Onset of action
- Duration of action
- Intencity of action
4. Uji Formulasi

KANDUNGAN ZAT AKTIF OBAT HERBAL
Jika zat aktif sudah diketahui, maka uji farmakokinetik dapat dilakukan.
Contohnya : menyangkut absorpsi, distribusi, metabolism, dan ekskresi obat.
Jika zat aktifnya belum diketahui, sulit menentukan zat yang telah terabsorpsi ataupun sulit mengetahui jumlah zat yang telah terabsorpsi atau tidak dapat dikatehui waktu paruhnya.
Farmakokinetik terkait : t1/2, dan juga biavaibilitas.

Maka untuk obat herbal yang belum diketahui zat aktifnya, harus ada zat lain yang dapat dipakai sebagai zat pengenal (senyawa marker) = zat identitas.
Zat identitas harus mudah dikenali secara kualitatif dan mudah diukur secara kuantitatif. Secara umum diinginkan agar zat aktifnya yang menjadi marker. Jika tidak bisa, harus dicari zat lain sebagai marker.

Penentuan zat aktif tumbuhan mengandung bermacam – macam zat kimia
Satu tumbuhan bisa mengandung lebih dari satu zat aktif yang berbeda khasiatnya. Zat aktif manakah (atau khasiat manakah) yang diinginkan.
Contoh : The hijau
• antioksidan (cathecin)
• antidiare (tannin / catechin)
• pelangsing (tannin / cafein)
• penyegar (caffein)

By : Ninda Tane M. Sihombing
Thanx
God Bless

Tidak ada komentar:

Posting Komentar